Tangsel - Forum Komunikasi Mahasiswa Tangerang Raya (Format Raya) mempertanyakan Kinerja Pemkot Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menyoal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 yang baru terserap sekitar 40 persen dari total Rp 2,6 triliun. Mahasiswa juga mempertanyakan bagaimana tata kelola Kota Tangsel dengan jumlah populasi tak lebih dari 1,5 juta jiwa, dan memiliki begitu banyak masalah dan pekerjaan rumah yang tak kunjung terselesaikan.
Ahmad Hafis Nasution Kepala Bidang Ekonomi dan Kewirausahan Format Raya mengungkapkan, Masalah utama Kota Tangsel adalah kondisi infrastruktur dasar, antara lain jalan dan drainase yang kerap rusak meskipun sudah diperbaiki berkali-kali, tata kota semrawut, kemacetan, serta Lurah yang masih banyak di jabat oleh PLT serta minimnya ruang terbuka hijau (RTH) untuk publik bahkan terkesan ingin dihabiskan menjadi bangunanan semua.
Hafis melanjutkan, kami meragukan kinerja pemkot Tangsel dalam hal pembangunan pereokonomian dan sumberdaya manusianya di kota Tangsel. "Kami menilai Pemkot Tangsel tak serius mengurusi kota ini,jika serius tak akan semerawut ini," ungkapnya dalam siaran pers, Kamis, (20/08/2015).
Dirinya menambahkan, mestinya dengan APBD yang begitu besar seharusnya tingkat hidup masyarakat Kota Tangsel juga meningkat bukan sebaliknya malah menurun, "meski IPM Tangsel meningkat tapi nyatanya hanya di tiga wilayah yaitu Bintaro, BSD dan Alam Sutera, tidak bisa pukul rata," tambah hafis.
Senada dengan Hafis Nasution, kepala Bidang Parisipasi Pembangun Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat Hairil Anuar, mengatakan, dirinya sangat prihatin melihat kondisi Kota Tangsel yang saat ini, Kota yang memiliki motto Cerdas, Modern dan Religius ini masih memiliki banyak sekali masalah padahal sisi lain potensi untuk mengembangkanya masih begitu banyak, oleh karena itu dirinya menilai, kurang tepat jika kota Tangsel dianggap cukup baik.
"seharusnya dengan APBD yang besar, Pemkot Tangsel Mampu mebangun SDM dan mensejaterakan warga Tangsel. Sesuai dengan misi dan Visi dari pemekaran Kota Tangsel dari Kabupaten Tangerang, bukan sebaliknya," jelasnya.
Selain itu, dirinya mengutarakan, dengan penyerapan anggaran yang baru 40% dalam APBD Kota Tangsel, seharusnya Pemerintah Kota Tangsel sudah mulai berbenah agar tidak menciptakan silpa yang begitu besar di akhir tahun nanti, " Silpa Banyak mencapai Rp 500 miliar pada tahun2014, di sebabkan kurang Cerdasnya pemkot dalam merealisasikan dalam penggunaan anggaran, serta terlalu banyak intrik di dalam pengelolaan anggaran yang menyebabkan anggaran menjadi susah untuk di sentuh atau di pergunakan dalam pembangunan infrastruktur maupun pembangunan SDM," Ungkap Anuar.
0 Response to " Mahasiswa sebut Pemkot Tangsel Tidak Secerdas Tagline-nya"
Post a Comment