TangerangSatu.Com
KABUPATEN TANGERANG – Peminatan Musik
Terapi dari Fakultas Ilmu Seni (Conservatory
of Music) Universitas Pelita Harapan (UPH) mengadakan seminar yang
sangat menarik mengenai manfaat musik gamelan bagi terapi. Meskipun
topik seminar ini tentang gamelan, namun uniknya, seminar ini disampaikan oleh
seorang terapis musik Dr Helen Loth dari
Anglia Ruskin University, UK. Seminar ini mempresentasikan hasil
penelitiannya tentang terapeutik menggunakan alat musik gamelan yang berasal
dari Indonesia.
Dr Loth, memiliki minat khusus dalam
improvisasi multi-budaya. Salah satu alat musik tradisional yang menarik
minatnya adalah gamelan dari Indonesia, dan Ia telah memainkan alat musik gamelan
selama 23 tahun, hingga menjadikannya sebagai spesialis
terapis musik dengan gamelan. Di Inggris, Dr Loth
telah menggunakan gamelan sebagai musik terapi dalam kliniknya, untuk menangani
berbagai kelompok kebutuhan khusus seperti, dalam psikiatri dan untuk
orang-orang dengan gangguan makan, serta dengan anak-anak dengan ketidakmampuan
belajar dan keluarga mereka.
Dalam seminar yang disampaikan di kampus
UPH pada Sabtu 10 September 2016 lalu, Dr Loth menampilkan berbagai cuplikan video yang menampilkan
praktik terapi musik untuk kelompok anak berkebutuhan khusus
dengan menggunakan gamelan. Dalam adegan tersebut, anak-anak tersebut diberi kesempatan untuk mengungkapkan emosi mereka
dengan aktivitas permainan gamelan, yang diawasi oleh
para terapis.
Menurut
Dr Loth, selain untuk anak berkebutuhan
khusus, penggunaan gamelan dalam terapi musik juga sangat bermanfaat
bagi pasien usia lanjut. Seperti halnya demensia, alzheimer, dan depresi yang dapat terbantu melalui terapi musik
ini.
Usai
menyaksikan cuplikan video, para peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa
Fakultas Ilmu Seni UPH, dan peserta dari universitas dan institusi lainnya, diajak
untuk memainkan dan merasakan alunan
musik gamelan. Kesempatan ini disambut antusias oleh para peserta yang maju ke
panggung memainkan seperangkat alat
musik gamelan lengkap dengan sederetan gong di sisinya. Meski tanpa persiapan
apapun, para peserta tetap dapat memainkan gamelan tersebut dan menghasilkan
harmoni yang indah didengar.
Dalam
menyampaikan sesinya, Dr. Loth sangat
lihai menarik perhatian peserta dengan
berbagai cara, seperti bernyanyi sambil membawa gitar hingga bernyanyi
berkeliling mengitari bangku peserta. Tidak heran bila kehadirannya
dan materi yang disampaikannya memberikan kesan mendalam kepada para peserta. Salah satunya bagi Roswina Amelinda, salah satu peserta
yang berprofesi sebagai Psikolog yang datang dari kota Bandung.
“Seminar ini seru, dan membuka wawasan baru mengenai
gamelan. Instrumen lokal Indonesia, yang ternyata sudah terkenal di luar negeri
untuk pentas dan juga terapi. Saya pun tertarik untuk mempelajari gamelan lebih
jauh lagi”, katanya.
Mengenai perkembangan terapi musik di Indonesia, Dr. Loth
menjelaskan bahwa dirinya cukup antusias melihat klinik terapi musik sudah
mulai dibangun di Indonesia. Salah satunya yang ada di Fakultas
Ilmu Seni UPH. Menurut dia, perkembangan terapi musik di Indonesia bukanlah suatu
hal yang mustahil, dan dapat berjalan baik apabila masyarakat juga mau membuka diri terhadap
terapi musik ini.
Di sisi lain, popularitas Gamelan Jawa di negara lain
khususnya Inggris sudah berkembang dengan baik. “Di sana sudah ada kolaborasi
antara gamelan dan musik elektronik. Kami berusaha menarik minat anak muda
terhadap gamelan”, Dr. Loth menjelaskan.
Di
Indonesia, Dr. Loth juga banyak diundang untuk mensosialisasikan alat musik
gamelan sebagai media terapi. Secara khusus di UPH, Dr Loth diundang untuk
mengajar mahasiswa konsentrasi Musik Terapi, dengan topik ‘Music Therapy and Cultural Contexts’ selama tiga hari, tanggal 7-9
September 2016. Projek ini bagian dari kerjasama UPH dengan Anglia Ruskin University, UK.
“Saya
berharap acara ini dapat memperluas wawasan mahasiswa dan terinspirasi dengan
praktek terapi musik di negara lain. Secara khusus memotivasi mahasiswa untuk
menggali potensi budaya lokal dalam mengembangkan praktek terapi musik di
Indonesia,” ungkap Monica Subianto, Ketua konsentrasi Musik Terapi FIS UPH.
Ia
juga menambahkan agar seminar yang diadakan untuk publik ini dapat lebih
memperkenalkan praktek terapi musik sehingga dapat lebih berkembang di
masayrakat luas.
- Ateng Sanusih/Ida Rosidah
0 Response to "UPH Perkenalkan Gamelan sebagai Media Terapeutik"
Post a Comment