Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan, bahwa dolar AS bergerak melemah terhadap mata uang , menyusul risiko penundaan kenaikan suku bunga the Fed. Sebagian pelaku pasar mengambil kesempatan itu, sehingga nilai tukar rupiah dapat bergerak menguat meski terbatas.
"Meski rupiah masih di atas level sekitar Rp13.800 per dolar AS, namun paling tidak laju mata uang domestik tidak tertekan lebih dalam di tengah kondisi saat ini yang belum banyak sentimen positif," katanya.
Menurut dia, hasil pertemuan bank sentral AS pada Juli menunjukkan beberapa data ekonomi belum cukup sesuai dengan target, untuk menaikkan suku bunga meski masih dalam jalurnya. Situasi itu, direspon oleh sebagian pelaku pasar uang bahwa the Fed akan menunda kenaikan suku bunganya pada September.
"Penguatan rupiah masih bersifat sementara, pelaku pasar diharapkan tetap mencermati perkembangan berita yang ada jika berpotensi berdampak negatif bagi rupiah," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, bahwa bergejolaknya pasar keuangan Tiongkok turut memicu ketakutan atas stabilitas ekonomi global, termasuk Amerika Serikat. Sehingga para investor menilai, the Fed masih akan menunda untuk menaikkan suku bunganya.
Ia mengatakan, bahwa data inflasi harga konsumen Amerika Serikat yang merupakan salah satu data ekonomi berpengaruh terhadap prospek suku bunga dilaporkan hanya naik tipis 0,1 persen selama bulan Juli. Data itu melambat dari bulan Juni yang tumbuh sebesar 0,3 persen.
"Sinyal atas berkurangnya tren inflasi itu, secara perlahan dapat meredam penundaan kenaikan suku bunga AS," katanya
0 Response to "Alhamdulillah, Pagi Ini Rupiah Menguat 11 Poin"
Post a Comment