Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mencoba bermain kelereng |
TangerangSatu.Com KABUPATEN
LEBAK
– Pesatnya perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab lunturnya kecintaan
generasi muda akan budaya bangsa, khususnya permainan tradisional. Kondisi ini
tentu saja merugikan khasanah daerah tersebut. Karena itu, permainan
tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan agar tidak punah ditelan zaman.
“Mulai pudarnya permainan tradisonal
disebabkan kuatnya pengaruh pemikiran dan budaya asing, sehingga permainan
tradisional semakin terpinggirkan dari kecanggihan permainan modern. Sekarang
kan sudah jarang melihat anak-anak main kelereng, layang-layang, gobak sodor
atau permainan tradisional lainnya,” kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya.
Iti juga menginstruksikan sekolah untuk
membantu melestarikan olahraga dan permainan tradisional agar tidak dilupakan
generasi penerus.
“Saya meminta kepala sekolah mengadakan
permainan dan olahraga tradisional di sekolah masing-masing. Saat ini, generasi
muda banyak yang mengenal nama permainan tradisional tapi tidak memainkannya,”
kata Iti.
Menurut Iti, salah satu bentuk menanamkan
kecintaan permainan tradisional bagi generasi muda salah satunya diwujudkan
dalam bentuk perlombaan. Dimana, hampir setiap tahun dalam memperingati HUT
Lebak maupun proklamsi, Pemkab Lebak menggelar perlombaan olahraga tradisional.
Meskipun, sifatnya baru sebatas pegawai di lingkungan Setda Lebak.
“Memang, dengan digelarnya perlombaan, secara
tidak langsung akan menumbuhkan kecintaan kepada budaya sendiri. Bila generasi
muda sudah cinta pada budaya sendiri, dengan sendirinya akan lestari dalam kehidupan
sehari-hari,” ujarnya.
Iti juga berharap, Federasi Olahraga Rekreasi
Masyarakat Indonesia (FORMI) Kabupaten Lebak untuk terus menyosialisasikan
jenis olahraga tradisional yang telah didata FORMI untuk dilestarikan. Sebab,
sambung Iti, permainan tradisional sarat pesan moral dan kebersamaan. Salah
satu contohnya adalah permainan gobak sodor. Dimana, permainan itu mengutamakan
kekompakan dan kerjasama tim untuk memenangi pertandingan.
“Banyak yang sudah tidak hapal akan permainan
tradisional ini. Karena itu, sangat tepat untuk dihidupkan kembali,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua FORMI Lebak Ahmad Ganif
mengatakan, saat ini pihaknya telah mendata ratusan jenis olahraga tradisional
di Lebak yang sudah turun temurun menjadi aset pemerintah dan tidak lagi diklaim
negara lain.
“Ada sekitar 103 jenis olahraga tradisional yang akan kembali kita
berdayakan dan diakomodir oleh Formi,” kata Ganif.
Menurut Ganif, FORMI menaungi tiga kategori
olahraga yang meliputi olahraga tradisional, petualangan, dan kebugaran seperti
tarik tambang, parkour, senam jasmani serta yang lainnya.
“Intinya, seluruh jenis olahraga yang tidak
termasuk di dalam KONI, akan kita akomodir. Kita mencoba untuk membangkitkan
lagi olahraga tradisional, dengan harapan warga bisa mengingat kembali olahraga
ini. Tentu saja kita kemas dengan konsep dan slogan sehat, bugar bersama
Formi,” ucapnya.
Menurut dia, pelestarian olahraga tradisional
yang menjadi warisan budaya luhur menjadi tanggung jawab semua elemen
masyarakat. Terlebih, mereka yang memiliki kecintaan terhadap olahraga
tradisional. Saat ini, olahraga tradisional nyaris tidak dikenal generasi muda.
Mereka sudah ditenggelamkan dengan permainan atau olahraga yang modern.
“Meski terkesan main-main, olahraga
tradisional memiliki peran penting karena memiliki sejumlah fungsi. Diantaranya
adalah membuat tubuh sehat dan bugar serta menumbuhkan nilai budaya di tengah
masyarakat. Ini dapat membentuk karakter masyarakat,” katanya.
- Ida Rosidah
0 Response to "Permainan Tradisional Perlu Dikembangkan dan Dilestarikan"
Post a Comment