Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jendral Tito Karnivan mengatakan sebagai bandara bertaraf internasional, pengelolaan layanan bagi masyarakat dinilainya masih sangat buruk.
"Masih banyaknya keluhan yang saya dapat, itu bisa dikatakan potret bandara kita sangat buruk bila dibandingkan dengan bandara internasional lain," katanya
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Bandara Changi, Singapura yang berpenduduk lebih sedikit, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), bisa dikatakan masih jauh dari harapan. Lantaran masih banyaknya pelanggar yang berada di areal bandara.
"Bandara Changi meski berada di negara yang lebih kecil, jauh lebih nyaman dari Bandara Soetta. Walaupun 5 jam berada di Bandara Changi, disitu kita berasa nyaman. Berbeda jika di Bandara Soetta," ungkapnya.
Ditambahkannya, saat berada di Bandara Soetta, pelayanan yang ada sangat minim. Bahkan saat turun dari pesawat, penumpang yang tidak memiliki koneksi harus mengantri di imigrasi untuk keluar dari bandara.
"Sebagai contoh, waktu saya turun dari pesawat 'belalainya' (garbarata/fixbridge) yang seharusnya dapat dirasakan penumpang tidak dirasakan. Mereka harus melawati apron dan harus berjalan lurus ke imigrasi. Tetapi jika orang tersebut mempunyai koneksi, dia bisa lewat dengan mudah ke imigrasi tanpa harus mengantri," paparnya.
Untuk itu, kata dia, sseluruh anggota kepolisian yang ada di bandara harus konsisten dengan tiga fungsi yang ada. Seperti melanyani, melindungi dan menganyomi masyarakat.
"Jangan sampai ada kepolisian yang kerjanya hanya melayani membantu tiket penumpang, tetapi fungsi sebagai anggota polri tidak dilaksanakan," sindirnya.
0 Response to "Bandara Soeta Dinilai Buruk Oleh Irjen Tito Karnivan"
Post a Comment