Di Depan Mentan, Bupati dan Walikota Desak Pusat Atasi Kekeringan

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan akibat kemarau panjang pada tahun ini, 240 hektar sawah di wilayahnya  berpotensi mengalami puso atau gagal panen. Puso ini adalah akibat dari tidak dikelolanya Situ (danau-red) dan Pintu Air dengan baik oleh pemerintah pusat. 

Kami meminta pengelolaan Situ dan Sungai di serahkan ke daerah. Lambatnya penanganan rusaknya pintu 6 di pintu air 10 dan Situ membuat suplai air kepetani dan masyarakat tersendat " kata Zaki Iskandar dihadapan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman ketika memantau dampak kekeringan di Ketapang Mauk, Kamis (13/8)

Menurutnya, jika pengelolaan Situ dan sungai diserahkan ke Pemda akan lebih optimal perawatan dan pengelolaannya, sehingga jika ada kerusakan bisa segera dibetulin. 

"   Sudah ada MoU dengan Kementrian Pekerjaan Umum pada jaman Pak Kirmanto, kami meminta perjanjian kerjasama pengelolaan Situ segera diselesaikan " ujarnya 

Sementara itu Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan telah membuat langkah antisipatif untuk menangani kekeringan di Propinsi Banten, Langkah tersebut dibagi tiga, yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

" Solosi jangka pendek membuat hujan buatan, dan jangka menengah membuat sumur dan embung air dan jangka panjangnya ya perbaiki irigasi sekunder dan tersier "  ungkapnya

Ia berjanji akan segera menemui kementrian PUPR untuk mengkoordinasikan sekaligus menyampaikan usul Bupati Tangerang agar Naskah Perjanjian Kerjasama itu bisa segera di realisasikan

Selepas dari Desa Ketapang, Amran didampingi Bupati Zaki mengunjungi Bendungan Pintu Air Sepuluh. Di sana, keduanya disambut Walikota Tangerang Arief R Wismansyah. Di hadapan Amran, Arief langsung menunjukkan salah satu pintu air yang mengalami kerusakan. “Pintu air ini rusak pak. Setiap hari airnya berkurang lima sentimeter,” terang Arief.
Dalam pertemuan itu Arief sempat memaparkan dampak dari kerusakan Pintu Air Sepuluh dan musim kemarau ini telah membuat masyarakat Tangerang mengalami krisis air bersih. Arief juga berharap Pemerintah Pusat segera menyelesaikan perbaikan kerusakan di pintu air tersebut.
“Kalaupun pintu air selesai diperbaiki tapi airnya masih berkurang, ya sama saja. Ini sudah krisis air,” terang Arief. Mendengar pemaparan Arief, Menteri Amran kemudian menyarankan agar kedua kepala daerah itu langsung menyampaikannya ke Kementerian Pekerjaan Umum. “Kalau ingin segera selesai, cepet ke Jakarta,” katanya. Usai mengajak kedua kepala daerah itu rombongan menteri langsung beranjak meninggalkan lokasi diikuti kendaraan dinas Arief dan Zaki.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Di Depan Mentan, Bupati dan Walikota Desak Pusat Atasi Kekeringan"

Post a Comment