Harga Cabai Rawit Semakin Pedas, Bulog Lakukan Opersasi Pasar


Harga cabai khususnya jenis cabai rawit di pasar-pasar tradisional khususnya di Jakarta naik signifikan mencapai Rp 70.000/kg. Hal tersebut membuat pemerintah meminta Perum Bulog segera menggelar operasi pasar cabai, agar harga cabai kembali normal.

Direktur Tanaman Budidaya dan Obat, Kementerian Pertanian (Kementan) Yanuardi mengatakan, kenaikan harga cabai dalam beberapa hari terakhir ini membuat masyarakat terbebani, sehingga pemerintah perlu hadir agar harga cabai tidak semakin 'pedas' bagi masyarakat.

"Sekarang kan cabai rawit lagi tinggi, masyarakat pada teriak. Nanti kalau impor, petani kan rugi, makanya kita bawa cabai dari petaninya langsung melalui operasi pasar untuk stabilkan harga," kata Yanuardi ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (15/8/2015).

Yanuardi mengatakan, kenaikan harga cabai rawit ini paling besar ada ditangan pedagang, karena pasokan cabai dari petani cukup. Apalagi cabai rawit ini hanya 10% dari jenis cabai lainnya yang digunakan masyarakat.

"Barangnya sebenarnya di lapangan ada, petani masih panen. Cabai rawit ini kan sebenarnya cuma 10% dari cabai yang dipakai orang, tapi harganya dibanding yang lain lebih mahal," katanya.

"Dari pantauan kita, harga di pasar induk saja Rp 60.000/kg apalagi di pasar-pasar tradisional. Harga mahal karena ada isu kekeringan, padahal produksi tinggi. Sebenarnya harga cabai rawit ini tergantung pengepul, sama pengepul harganya dinaikin," tutup Yaduardi.

Saat ini, Bulog menggelar operasi pasar cabai rawit yang ada di 3 lokasi, pertama di Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Tanah Tinggi di Tangerang, dan Pasar Kebayoran Lama.

Bulog menjual cabai rawit Rp 40.000/kg. Dalam operasi pasar di Pasar Induk Keramat Jati, Bulog mengerahkan 4 mobil pick up untuk mengangkut cabai rawit sebanyak 4 ton yang berasal dari panen para petani di Blora dan Magelang, Jawa Tengah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Harga Cabai Rawit Semakin Pedas, Bulog Lakukan Opersasi Pasar"

Post a Comment