Provinsi Banten yang sudah berusia 15 tahun, memiliki
sebanyak 51 ribu jiwa yang mengamalami buta aksara atau tidak mampu membaca dan
menulis. Meski berat, tugas pemberantasan buta huruf ini sudah dilakukan.
"Ini tugas
berat, tapi bukan tanpa upaya. Pada 2010, jumlah masyarakat yang masih buta
aksara sebanyak 218 ribu orang. Saat ini sudah berkurang menjadi 51 ribu
orang," kata Gubernur Banten\n, Rano Karno di
sela-sela peringatan Hari Anti Buta Aksara Internasional di PAUD Al-Kautsar,
Kota Serang, Banten, kemarin .
Dia bercerita telah
menyiapkan sejumlah kebijakan yang wajib dilaksanakan Satuan Kerja Perangkat
Dinas (SKPD) sebagai pembantu dirinya agar Banten dapat terbebas dari buta
aksara pada 2019 mendatang.
"Misalnya
melalui program perekonomian. Seperti membentuk kelompok masyarakat membuat
olahan. Namun, bukan hanya keuntungan ekonomi yang didapat. Tapi melalui
program tersebut masyarakat sambil diajarkan aksara," terangnya.
Rano pun meminta
gotong royong dari pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Banten untuk
bersama-sama memberantas buta aksara. Di mana jika buta aksara hilang, maka
secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat kecil.
"Kalau pun buta
aksara berhasil dientaskan, itu karena adanya dukungan dari kabupaten dan
kota," tukas Rano
0 Response to "51 Ribu Warga Banten Masih Buta Aksara"
Post a Comment