Kehadiran ribuan tenaga kerja asing (TKA) yang membanjiri
sejumlah perusahaan di Banten semakin mengkhawatirkan.
Keberadaan TKA ini dikhawatirkan miliki misi tertentu, yang
pada gilirannya orang lokal di Banten akan menjadi orang asing di daerahnya
sendiri. Karena itu, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Banten
menolak dengan tegas keberadaan TKA di Banten.
“Angka pengangguran di Banten masih tinggi. Namun ironisnya,
sejumlah perusahaan investor di Banten merekrut TKA yang jumlahnya begitu
banyak. Kami akan mengajak pemerintah Kabupaten/kota di Banten untuk mendukung
gerakan ini. Pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi memiliki
kewajiban untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat lokal,
sehingga TKA tidak perlu membanjiri wilayah Banten,” tegas Ketua Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) IMM Banten Yogi Iskandar, Sabtu (24/10).
Menurut Yogi, kehadiran TKA di Banten yang jumlahnya begitu
banyak, merupakan salah satu bentuk penjajahan.
“Sumber daya alam di Banten pada akhirnya hanya akan
dinikmati warga asing, dan masyarakat pribumi hanya sekadar penonton. Ini akan
berbahaya kalau dibiarkan,” tegas Yogi.
Yogi menilai pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Banten
tidak cekatan dalam mempersiapkan arus globalisasi yang semakin mengancam warga
setempat.
"Saat ini 10.000 lebih warga asing kerja di Banten.
Tidak lama lagi akan dibanjiri oleh 35.000 TKA. Sementara pemerintah provinsi
saja tidak mempersiapkan apa-apa. Apalagi di sebagian kabupaten dan kota yang
sedang menyelenggarakan pilkada, pemerintah terkesan hanya suksesi, dan
mengesampingkan urusan rakyat," ujarnya.
Ketua IMM juga khawatir dengan pembangunan mercusuar di
Banten tanpa kesiapan masyarakatnya.
Ia mencontohkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata
Tanjung Lesung di Pandeglang akan menjadi momok yang menakutkan jika warga
setempat hanya dijadikan pekerja kasar
0 Response to "IMM Banten Tolak Dan Sebut TKA Sebagai Bentuk Penjajahan Baru "
Post a Comment