Realisasi investasi Provinsi
Banten melonjak signifikan pada kuartal I/2016 tidak berdampak langsung
terhadap kenaikan penyerapan tenaga kerja di kawasan ini.
Mengutip data Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal I/2016, jumlah PMA dan PMDN di
Banten melonjak masing-masing 83% (US$900,7 juta) dan 436% (Rp4,3 triliun)
dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja yang sama juga
terjadi pada jumlah proyek PMA yang meningkat menjadi 378 dan PMDN sebanyak 90
proyek. Pada kuartal I/2015, jumlah proyek asing hanya 304 dan proyek lokal
sebanyak 49.
Sebaliknya, penyerapan
tenaga kerja pada kuartal yang sama hanya mencapai 20.881 orang, atau turun
18,63% dibandingkan kuartal I/2015 yakni 25.663 orang.
“Kondisi seperti ini bisa
dipahami dengan dua alasan yakni investasi yang diterima Provinsi Banten tidak
bersifat padat karya, tetapi lebih kepada padat modal. Kedua, kawasan ini
sedang mengalami kesenjangan antara permintaan dan suplai tenaga kerja,” kata
ekonom dari Universitas Tirtayasa (Untirta) Dahnil Anzar, Minggu.
Menurutnya, dominasi
investasi Banten terhadap industri kimia dasar, logam, dan energi tergolong
sektor padat modal sehingga melonjaknya realisasi investasi di provinsi ini
tidak berdampak langsung dengan kenaikan penyerapan tenaga kerja.
Selanjutnya, permintaan
tenaga kerja terdidik (skilled labor)
yang dibutuhkan oleh sektor industri di Banten gagal dipenuhi oleh institusi
pendidikan dan lembaga lainnya yang terkait.
Akibatnya, pelaku usaha di sektor padat modal terpaksa merekrut tenaga
kerja terdidik di luar Provinsi Banten sehingga penyerapan tenaga kerja lokal
menurun.
- Ateng Sanusih
0 Response to "Investasi di Banten Melonjak, Penyerapan Tenaga Kerja Menurun"
Post a Comment