Ekonomi nasional kini mulai goyah diterpa krisis yang ditandai dengan penurunan nilai tukar rupiah. Akibatnya harga barang dan jasa menjadi melonjak serta daya beli masyarakat menurun.
Dalam menyikapi kerapuhan ekonomi nasional ini, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus meningkatkan daya saing dengan cara lebih efisien, hemat dalam memanfaatkan sumber daya, lebih produktif, upayakan menggunakan produk dalam negeri serta hindari transaksi menggunakan uang asing.
Hal itu ditegaskan Ketua Fokus UKM Indonesia, Syahnan Palipi kepada tangerangsatu.com baru-baru ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, para pengusaha UMKM hendaknya memahami manajemen risiko, serta menyiapkan rencana dan aksi darurat.
"Bermitralah atau bersinergi dengan sesama pebisnis UMKM, juga dengan perusahaan lain yang saling membutuhkan. Kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya, buat pembukuan serta manajemen
keuangan yang baik agar terencana dan terkontrol," papar Syahnan Palipi.
Hal yang mendukung kokohnya pondasi serta tiang bisnis namun kadang terabaikan oleh pebisnis UMKM, menurut Syahnan Palipi perlunya meningkatkan akses dan mengasah skil serta kompetensi wirausaha.
"Apabila jatuh, upayakan segera bangun. Tanamkan dalam jiwa semangat pantang menyerah. Di balik krisis selalu ada peluang," Syahnan Palipi.
UMKM, tambah Syahnan Palipi, terbukti lebih tahan terhadap krisis karena dia masih kecil lincah sehingga mudah melakukan berbagai manuver, perubahan strategi, taktik jurus bahkan berbagai gimik untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan untuk menuju sukses berkesinambungan.
(Ateng Sanusih/Ida Rosidah)
0 Response to "Ketua Fokus UKM Indonesia: UMKM Lebih Tahan Terhadap Krisis"
Post a Comment