Pemkot Tangerang Maksimalkan Klinik Metado Untuk Cegah HIV Aids


Wakil Walikota, Sachrudin meminta masyarakat yang masih menggunakan narkoba untuk melakukan rehabilitasi di klinik-klinik Metadon yang sudah ada di Kota Tangerang.

Hal tersebut disampaikan wakil walikota di tengah inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa lokasi salah satunya Klinik Metadon di Jalan KH Hasyim Ashari, Cipondoh.

Dikatakannya, Pemerintah Kota  Tangerang telah menyediakan pengobatan gratis kepada para pecandu yang ingin sembuh melalui pemberian metadon secara kontinyu.

"Silahkan ajak temannya yang lain ke sini biar enggak kecanduan obat lagi," ujarnya kepada salah satu pasien Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Cipondoh.

Wakil walikota yang juga sempat berbicara langsung dengan para pasien mengingatkan kepada para pasien untuk jangan coba-coba menggunakan obat terlarang lagi.
"Setelah pakai metadon jangan pada balik lagi make narkoba," pesannya pada para pasien.

Lebih lanjut, Sachrudin menuturkan keberadaan klinik metadon selama ini telah membantu dalam upaya mendeteksi penyakit HIV/AIDS sekaligus mengurangi resiko penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik antar pecandu.
"Kalau sudah pake metadon jangan ngobat," tutur wakil walikota.

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dimulai dari suatu hasil uji coba yang dilakukan WHO yang mendapatkan penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS yang terutama diakibatkan penggunaan narkoba dengan bertukaran jarum suntik secara sembarangan. Faktanya  bahwa pengguna zat psikoaktif khususnya dengan menggunakan  jarum suntik (penasun) terus meningkat di Indonesia.

Penyebaran HIV/AIDS yang sangat cepat diantara pengguna jarum suntik membutuhkan usaha terapi yang komprehensif. Sehubungan dengan itu, maka pemkot Tangerang membangun dua PTRM yaitu di Cipondoh dan Cibodas sejak sekitar 5 tahun lalu.

Kepala Puskesmas Cipondoh, dr Amin yang juga mendampingi wakil walikota menyampaikan bahwa metadon dipilih sebagai terapi utama substitusi karena memiliki efek menyerupai morfin dan kokain dengan masa kerja yang lebih panjang sehingga dapat diberikan satu kali sehari dan penggunaannya dengan cara diminum. Efek yang ditimbulkan metadon mirip dengan yang ditimbulkan heroin, namun efek “fly”-nya tidak senikmat biasanya pada metadon, sifat ketergantungannya tidak seburuk heroin dan gejala putus obatnya tidak seberat heroin.

"Dan karena diminum, penggunaan metadon mengurangi penggunaan jarum suntik bergantian, perilaku yang sangat berisiko penularan HIV dan virus lain." Jelasnya.

(Ida Rosidah/Ateng Sanusih)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemkot Tangerang Maksimalkan Klinik Metado Untuk Cegah HIV Aids"

Post a Comment