Musda Al-Hidayah Jangan Jadi Asesoris dan Ritual Semata

Hj Sumi Hardiningsih SE secara aklamasi terpilih kembali memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pengajian Al-Hidayah Provinsi Banten untuk masa bhakti 2015 - 2020 dalam Musyawarah Daerah (Musda) IV, Kamis 5 November 2015 di Serang.


Musda dihadiri delapan utusan kabupaten/kota  yang ada di Provinsi Banten -- Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak --  itu mengusulkan kembali Sumi Hardiningsih menjadi calon ketua untuk periode lima tahun ke depan. 

Hadir dalam pembukaan Musda itu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Pengajian Al-Hidayah  Salbiah Sholahudin, Ketua DPD Partai Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah dan sejumlah kader Partai Golkar Banten serta Kabupaten Serang. Hadir juga sejumlah organisasi wanita yang ada di Banten, Muslimat NU, Aisiyah, BKMT, Dharma Wanita Persatuan.

Gubernur Banten dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ino Sutisno Rawita -- Bidang Kesra Provinsi Banten -- menegaskan Musda ini jangan menjadi asesoris dan ritual semata. Hendaknya sebagai wahana untuk evaluasi tentang program-program  yang telah dilaksanakan agar menjadi lebih baik lagi.

"Musda juga dapat meningkatkan kwalitas kegiatan yang berharga dan dapat mendukung program-program pemerintah," tegasnya.

Lebih lanjut ia berpesan, Pengajian Al-Hidayah hendaknya menjadi institusi yang dapat  memperkokoh persatuan dan kesatuan umat serta dapat melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar.

Sementara itu Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten, Ratu Tatu Chasanah mengungkapkan, Al-HIdayah adalah organisasi yang dilahirkan dari Partai Golkar. Di organisasi ini yang pegang kendali adalah perempuan.

"Perempuan adalah madrasah pertama dalam rumah tangga," tegasnya.

Mantan Wakil Bupati Serang berharap Pengajian Al-Hidayah tidak hanya bergerak dalam syi'ar dan mengaji tetapi harus bergerak lebih maju lagi di bidang lainnya.

Lebih lanjut ia berpesan, di Banten ada empat kabupaten/kota yang akan menyelanggarakan Pilkada tahun ini, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan. Ia minta agar Pengajian Al-Hidayah dapat membantu para calon bupati/walikota dari Partai Golkar di Pilkada 9 Desember 2015.

Ketua DPP Pengajian Al-Hidayah, Salbiah Sholahudin dalam sambutannya  menjelaskan bahwa perempuan adalah aset, apapun  yang telah disepakati tanpa didukung stakeholder  tidak akan terlaksana dengan baik. Pengajian Al-Hidayah alat Partai Golkar dan perempuan punya potensi seperti organisasi lain yang ada di Indonesia.

"Pengajian Al-Hidayah selama ini tidak hanya mengaji, tapi telah membentuk PAUD, melakukan pelestarian lingkungan hidup serta pemberdayaan di bidang ekonomi," ungkap Salbiah Sholahudin.

Dia menegaskan agar semua program tidak keluar dari visi dan misi Pengajian Al-Hidayah. Pengajian Al-Hidayah harus bisa menyiapkani kader-kader yang berakhlakul karimah.

"Kita siapkan generasi penerus dari Pengajian Al-Hidayah untuk menjadi kader yang siap dicalonkan menjadi pemimpin bangsa, baik di tingkat nasional maupun daerah," jelasnya.

Ketua Pengajian Al-Hidayah Provinsi Banten terpilih, Sumi Hardiningsih dalam sambutannya mengatakan, Pengajian Al-Hidayah Banten selama empat belas tahun telah melakukan syiar agama tersebar  hingga tingkat  desa/kelurahan di delapan kabupaten/kota se Provinsi Banten.

Tidak hanya ngaji semata, Pengajian Al-Hidayahi telah melakukan program di bidang lain, di antaranya mengadakan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dalam melakukan sosialisasi imunisasi pentavalen, yang dilaksanakan di kabupaten Pandeglang.

Lebih lanjut Sumi mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersinergi bahu membahu guna kemajuan Provinsi Banten.


  • Ida Rosidah








Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Musda Al-Hidayah Jangan Jadi Asesoris dan Ritual Semata"

Post a Comment