TangerangSatu.com LEBAK – Dari sekian banyak suku yang
mempertahankan kearifan lokal serta adat istiadatnya di seluruh pelosok
Nusantara, tentunya masih terasa kurang jika belum mengenal masyarakat Baduy Dalam
dan Luar. Hingga saat ini, kedua suku tersebut masih memegang teguh nilai
kepercayaan dan adat-istiadat dari para leluhurnya sehingga kebudayaan yang
dianutnya sulit terkontaminasi dunia luar.
Meskipun
dibagi menjadi dua golongan oleh masyarakat luar menjadi masyarakat Baduy Dalam dan
Luar, pada dasarnya masyarakat Baduy sendiri hanya menganggap ada satu Baduy.
Masyarakat etnis Sunda ini hidup bersama bersinergi dengan alam di wilayah Banten, tepatnya di pegunugan
Kendeng, desa Kanekes, Kabupaten Lebak.
Penggolongan Suku Baduy
Penggolongan Suku Baduy
Masyarakat Baduy digolongkan menjadi Suku Baduy Dalam dan Luar karena perbedaan mendasar
mengenai tataran adat yang diberlakukan keduanya. Hingga saat ini masyarakat
Baduy dalam masih memegang kuat konsep pikukuh (aturan adat yang isi
terpentingnya mengenai keapaadaan) secara mutlak dalam kesehariannya sehingga
banyak pantangan yang masih sangat ketat diberlakukan. Hal ini berbeda dengan
cara hidup masyarakat Baduy Luar yang secara garis besar sudah sedikit
terkontaminasi budaya modern.
Dilihat
dari jumlah penduduknya, masyarakat baduy luar atau urang penamping memiliki
kelompok besar berjumlah ribuan orang yang menempati puluhan kampung di bagian
utara Kanekes seperti daerah kaduketuk, cikaju, gajeboh, kadukolot, Cisagu,
dsb. Sementara di bagian selatan yang terletak di pedalaman hutan ditempati
masyarakat Baduy dalam atau urang Dangka yang hanya berpenduduk ratusan jiwa
serta tersebar di tiga daerah, yaitu kampong Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana.
Perbedaan Suku Baduy
Dalam dan Luar
Mengenal
Suku Baduy Dalam dan Luar dapat tercirikan dari perbedaan yang cukup kentara,
terutama mengenai pantangan yang ditaati masyarakatnya. Dilihat dari
penampilan, masyarakat Baduy Luar menggunakan pakaian serba hitam atau biru
donker untuk menyatakan bahwa mereka tidak lagi suci. Sementara masyarakat
Baduy dalam relatif menggunakan pakaian yang didominasi warna putih, meski
kadang ditambahkan ikat kepala hitam.
Masyarakat
Baduy Luar juga mengenali teknologi berupa alat-alat elektronik, walaupun
sesuai pantangan adat yang berlaku mereka sama sekali tidak mempergunakannya, dan
bahkan menolak penggunaan listrik.
Dalam
pembuatan rumah, masyarakat Baduy Luar juga menggunakan alat bantu seperti
palu, gergaji, dan sebagainya yang masih dilarang keras untuk dipergunakan oleh
masyarakat Baduy Dalam. Begitu juga dengan penggunaan bahan kimia seperti sabun
dan sampo yang diperbolehkan digunakan oleh masyarakat Baduy Luar, sementara
masih berupa larangan oleh masyarakat Baduy dalam karena dianggap dapat
mencemari alam.
Bukan
hanya pantangan yang berlaku bagi seluruh masyarakat Baduy, penduduk luar yang
berkunjung pun wajib menaati pantangan yang diberikan, terutama yang
diberlakukan oleh masyarakat tertutup dari Baduy Dalam. Misalnya saja tidak
boleh mengambil foto kawasan Baduy Dalam, mengikuti aturan adat istiadat yang
diberlakukan saat berkunjung, dan tidak menerima tamu negara asing keturunan
kaukasoid, mongoloid, juga negroid.
Nilai Hidup Budaya Baduy
Walaupun
berbeda, nilai luhur dalam adat suku Baduy masih dipegang kuat dan terus
diwariskan turun-temurun oleh seluruh masyarakatnya. Hal tersebut telah ditanam
sedari kecil melalui tradisi ngolak, yaitu pendidikan orangtua terhadap anaknya
untuk mengajarkan hidup yang apa adanya, kesederhanaan, kekeluargaan lewat jiwa
gotong royong, juga bermacam kebisaan seperti berladang atau menenun.
Hingga
saat ini masyarakat Baduy tidak mempergunakan transportasi apapun dan hanya
berjalan kaki untuk berpergian, mereka juga memilih tidak menggunakan alas
kaki, tidak bepergian lebih dari 7 hari ke luar Baduy, membangun segala
kebutuhan seperti rumah, jembatan, dan sebagainya, dengan bantuan alam,
memanfaatkan alam, dan untuk alam, serta memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papannya sendiri dengan menenun atau bercocok tanam.
Oleh
karena itu, mengenal Baduy Dalam dan Luar bukan hanya sekadar memberi wawasan
penting mengenai budaya murni yang masih hidup di nusantara, tapi juga
mengajarkan makna kehidupan soal keselarasan hidup melalui nilai budaya yang
diterapkan oleh masyarakatnya.
- Ateng Sanusih/Ida Rosidah
0 Response to "Mari Mengenal Sekilas Masyarakat Baduy Dalam dan Luar"
Post a Comment