![]() |
Ke depan tempe Tangsel akan dikemas harus memiliki ijin edar, bisa tahan lama agar bisa dipasarkan ke daerah lain. |
TangerangSatu.com KOTA
TANGERANG SELATAN – Sebanyak
50 pengrajin tempe yang berasal dari Kedaung, Pamulang diajarkan memproduksi
barang yang bagus dan berkualitas. Mereka diberikan pembinaan mengenai Gugus
Kendali Mutu (GKM) dan Good Manufacturing
Practice (GMP) selama dua hari di Fifo Kafe, Ciputat Timur, Tangsel pada baru-baru
ini.
Kepala
Bidang Perindustrian Disperindag Kota Tangerang Selatan, Ferry Payacun
mengungkapkan ada aset berpotensi besar yang harus dikembangkan. Jika aset
berupa pengrajin tempe tidak diberdayakan akan membahayakan bagi keberlangsungan
industri pasar ke depan.
“Itulah
kenapa kami dengan telaten melakukan pembinaan kepada pengrajin yang ada di
Tangsel salah satunya tempe. Ini untuk menyiapkan mental mereka sebagai basis
Kampung Industri Tempe. Keterampilan mereka supaya lebih modern menghadapi
pasar bebas,” tukas Ferry.
Kasi
Pengembangan Industri Disperindag Kota Tangerang Selatan, Putut DW, menjelaskan
pelatihan ini untuk menghadapi serbuan produk dari luar negeri. Tanpa disadari
ragam makanan dari luar negeri sudah menyerbu pasar-pasar modern seperti super
market.
“Jika
ingin menjadi pemenang kata kuncinya harus mempersiapkan sejak awal. Mungkin
saat ini menganggap tak perlu, tapi coba rasakan beberapa tahun ke depan produk
makanan akan membanjiri pasar Indonesia,” sebutnya.
Kasi
Kesehatan Keliling (Kesling) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Anton
Wibawa memberikan pesan kepada peserta bahwa hadirnya pemerintah dalam dunia
pengrajin memberikan bantuan dari segala aspek. Mulai dari mutunya,
higienisnya, pengaturan limbahnya supaya tidak mencemarkan lingkungan.
“Pemerintah
memiliki banyak aturan dari Undang-Undang Kesehatan, Undang, Undang
perlindungan konsumen, Peraturan Pemerintah tentang keamanan pangan dan gizi.
Itu semua untuk melindungai masyarakat baik produsen dan konsumen,” katanya.
Kendati
sudah ada aturan ketat, masih saja ada makanan yang tidak memiliki ijin edar.
Untuk itu kedepan tempe ala Tangsel yang akan dikemas harus memiliki juga ijin
edar, bisa tahan lama agar bisa dipasarkan ke daerah lain.
“Tempe
dari Tangsel ke depan jangan lagi mengunakan daun. Jika itu yang tetap
dikenakan, pasti akan tertinggal,” ia berpesan.
Salah
satu Dosen Trisakti bidang Teknik Mesin, Ahdianto hadir saat itu mengungkapkan
siap mendukung program pengembangan kampung industri tempe Tangsel. Ia pun
sudah meninjau lokasi di Kedaung Pamulang sebagai kajian.
“Kami
sudah meninjau lokasi tapi belum dapat menyimpulkan. Dari tinjauan kami
perlunya penataan lingkungan agar bersih karena ini produk makanan. Pengaturan
sirkulasi udara di lokasi belum diatur dengan rapi supaya udaranya sehat,”
paparnya.
- Ida Rosidah
0 Response to "Antisipasi Pasar Bebas, Pengrajin Tempe Diberi Pembinaan GKM"
Post a Comment