Sejumlah sumur bor milik warga Tangerang Selatan (Tangsel)
mulai kekurangan air akibat kemarau panjang. Berkurangnya pasokan
air bersih paling dirasakan sumur bor yang masih menggunakan mesin pompa air
ukuran kecil, dan kalah dari sumur dengan jet pump yang
jauh lebih dalam.
Syamsul, warga
Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangsel, mengatakan dia merasakan dampak kemarau
panjang karena kedalaman sumur miliknya hanya sekitar 5-6 meter dengan
mesin pompa air yang relatif kecil.
“Apalagi banyak
tetangga yang sudah beralih pakai mesin jet pump, dengan kedalaman sumur bornya mencapai
lebih dari 100 meter sehingga tidak masalah pada musim kemarau ini,” katanya,
Senin (14/9/2015).
Junaidi, warga
Cirendeu, Ciputat Tangsel, mengatakan air sumurnya relatif masih bagus dari
segi volume dan kualitasnya bisa untuk kebutuhan keluarganya sehari-hari,
termasuk diminum setelah dimasak.
“Air sumur kami
cukup bagus, walaupun tidak menggunakan mesin jet pump, karena berjarak relatif dekat dari danau
Situ Gintung yang sampai sekarang airnya cukup banyak,” ujarnya.
Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memerkirakan musim kemarau baru akan usai
sekitar akhir tahun ini sehingga wilayah kekurangan air bawah tanahnya
cenderung semakin luas.
Untuk itu,
Pemerintah Kota Tangsel melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
melakukan kajian untuk mengatasi masalah kekeringan akibat musim kemarau dengan
membangun deep well (sumur air dalam).
Wakil Wali Kota
Tangsel, Benyamin Davnie, mengatakan pihak BLHD Kota Tangsel tengah melakukan
kajian untuk mengatasi masalah kekeringan dengan cara membuat deep well.
“Deep well itu
berada di titik-titik pemukiman warga yang mengalami kekeringan air bersih,”
ujarnya.
0 Response to "Sumur Warga Kering, Walkot Tangsel Wacanakan Kajian"
Post a Comment