Airin Gagal Menata Tangsel

Airin Gagal Menata Tangsel
Oleh: Dodi Prasetya Azhari*)

Slogan “Mari Menata Tangsel, Rumah Kita Bersama” yang diusung pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie, ternyata tidak dapat terealisasi dan di wujudkan dengan baik. Salah satu buktinya,di perkirakan pada tahun 2015 ini Sisa lebih pembiayaan (Silpa) di estimasikan mencapai Rp 754 Miliar.

Hal ini harus di pandang sebagai suatu catatan karena Silpa yang tinggi membuat penyerapan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel sangat minim dan jauh dari target. Dan dapat di asumsikan secara logika sederhana bahwa Silpa itu terjadi karena anggaran yang sudah tersedia dan di ploting untuk pembangunan tidak dilaksanakan oleh SKPD, dan anggaran untuk menjalankan programnya itu tidak terpakai sehingga tentu pembangunan tidak dapat terealisasi. Lalu bagaimana jika pembangunan baik fisik dan non fisik tidak berjalan, maka yg dirugikan tentu adalah masyarakat. Sehingga apa yg seharusnya didapat oleh masyarakat dalam pemenuhan hak-hak dasar tidak terpenuhi dengan baik.

Konsep menata Tangerang Selatan atau ‘Tangsel Rumah Kita Bersama’ yang didengung-dengungkan duet Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie saya rasa telah gagal, dan itu hanya sebuah instrumen semu yang tidak ada hasil sama sekali.

Kalau pun ada, faktanya persoalan itu justru berbuntut pahit meja hijau di ujung persidangan seperti yang di ketahui oleh semua publik terkait maraknya kasus korupsi di program inti seperti Kesehatan yang yang selama ini diharapkan masyarakat Tangsel mampu membawa perubahan alhasil tersangkut kasus hukum yang kini tengah di tangani KPK.

Masyarakat Tangerang Selatan mesti obyektif dan lebih jujur melihat hasil buah kepemimpinan Airin - Benyamin, apa yang selama ini dibanggakan, buat masyarakat Tangsel sendiri tidak ada, jangan terbius dengan janji dan kata-kata pemanis.

Saya tidak membenci Ibu Airin ataupun Bapak Benyamin Davnie, yang saya lakukan bukanlah sebuah tindakan mengumbar kebencian, tapi yang saya lakukan adalah bagian dari sebuah perjuangan untuk dapat memberikan penyadaran dan berita obyektif kepada publik. Masyarakat Tangerang Selatan harus lebih selektif memilih pemimpinnya dalam pilkada 9 Desember nanti.

Lalu secara obyektif apakah menurut publik Airin dan Benyamin sudah bekerja sebagai pemerintah? Dalam kampanye kalian pada pilkada 2015 ini, timses kalian selalu bilang pasangan calon no 3 sudah bekerja, lalu bagaimana dengan fakta yang saya uraikan tadi? Sudahkah bekerja atau sebenarnya selama ini "asal bekerja".

Pada bidang kesehatan, pemilu kemarin selalu menjadi jargon utama kampanye Airin Rachmi Diany kini faktanya menjadi persoalan pahit. Bahkan banyak melibatkan pelaku usaha yang ikut-ikutan “bermain mata” dengan program tersebut saat ini harus puas tersandung kasus korupsi. Ingat kasus ini pun telah melibatkan banyak pejabat pemerintahan malah terakhir terungkap di persidangan bahwa Airin berkaitan dengan ini juga menerima THR sebesar 50 juta. Lalu apakah fakta ini masih kalian pungkiri? Atau fakta ini mau di sanggah bahwa fakta persidangan hanya sebuah gosip belaka.

Semestinya duet Airin-Benyamien lebih serius dan konsisten dengan janjinya saat kampanye lalu, memangkas birokrasi yang terlibat korupsi. Bukan malah berbalik dengan fakta yang terlihat kini? Empat tahun kinerja Airin – Benyamien di warnai kasus Korupsi dalam lingkaran pemerintahannya sendiri.

Fakta berikutnya adalah,pemerintah kota tangerang selatan gagal tunjukkan kinerja yang akuntabel. Hal ini pun di buktikan dengan WDP yang diraih oleh pemerintah kota tangerang selatan.

Memang betul bahwa WDP bukanlah rapor merah tapi WDP bisa menjadi petunjuk bahwa banyaknya prosedur pengelolaan uang rakyat di tangsel yang bermasalah. Fakta penguatnya adalah berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Banten Nomor 17/LHPXVIII.SRG/05/2015 tertanggal 27 Mei 2015, terdapat banyak kejanggalan dalam pemanfaatan dana penyertaan modal pada PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PT PITS).

Bahkan ada dugaan kasus penyimpangan dana APBD di Kota Tangerang Selatan, sebesar Rp 21.780.000.000 yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan awal. Kalau semua di korupsi lalu Tangerang Selatan sebagai kota baru bisa saja di kemudian hari mengalami kebangkrutan.

Apakah fakta ini ingin kalian pungkiri, dengan jargon-jargon kampanye pasangan calon no 3 saat ini ?

Penulis, Ketua Umum SKAB (Suara Kreasi Anak Bangsa)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Airin Gagal Menata Tangsel"

Post a Comment