Angka gangguan kejiawaan di Banten cukup tinggi. Dari 11
juta warga Banten, 6% di antaranya dikabarkan mengalami gangguan kejiawaan.
Angka ini cukup tinggi.
"Sebanyak 660 ribu warga Banten mengalami gangguan jiwa
atau 6% dari penduduk Banten yang berjumlah 11 juta jiwa," kata Asisten
Daerah (Asda) III Provinsi Banten, Sumawijaya kepada wartawan, kemarin
Ditambahkan dia, dari banyaknya penderita gangguan kejiwaan
di Banten, hingga kini Banten belum memiliki Rumah Sakit Jiwa. (RSJ)
"Tahun 2016 dinkes baru akan membebaskan lahannya.
Lokasi RSJ yang akan dibangun kemungkinan di daerah yang sejuk dan menenangkan,
seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak," terangnya.
Dia melanjutkan paparannya, kini Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten sedang menganggarkan pembebasan lahan RSJ yang rencananya baru
akan dibangun tahun 2017 sebesar Rp23 miliar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banten Sigit Wardojo
mengungkapkan, agar tidak meresahkan warga lainnya, warga yang mengalami
gangguan kejiwaan saat ini ditempatkan di RSJ Jakarta. Sebagian dipasung
keluarga masing-masing.
Dijelaskan dia, banyaknya jumlah penderita gangguan kejiwaan
diakibatkan sejumlah faktor. Namun yang paling utama adalah persoalan ekonomi
lemah.
Disinggung pembangunan RSJ, Sigit menjelaskan, menurut
rencana lahan yang akan dibebaskan seluas 10 hektare. Terdiri dari lima hektare
bangunan rumah sakitnya, dan lima hektare untuk bangunan penunjang.
"Kalau RSJ butuh tempat pembinaan, misalnya ruang
workshop perbengkelan dan kami sudah ajukan anggarannya Rp23 miliar,”
pungkasnya.
0 Response to "Himpitan Ekonomi Membuat 6 Persen Warga Banten Alami Penyakit Kejiwaan"
Post a Comment