Krisis Iman dan Moral Menghantui Generasi Penerus




Tangerangsatu.com TANGERANG SELATAN – Pemerintah Pusat dan Daerah sedang dihadapkan oleh suatu masalah pelik. Hal ini menyangkut krisis iman dan moral yang menghantui para generasi penerus.
Wakil Walikota Tangerang Selatan menegaskan hal itu saat memberikan penghargaan kepada para khafilah dan tim official  MTQ Kota Tangerang Selatan lantaran telah mengharumkan nama kota termuda di Provinsi Banten ini, di Serpong.
Ia mencontohkan, di berbagai daerah kasus pelecehan dan kekerasan seksual terus terjadi. Mirisnya lagi, para pelaku dan korbannya merupakan anak-anak di bawah umur. Penanggulangan ‎kompleksitas masalah sosial itu tidak bisa hanya mengandalkan kinerja Pemerintah saja.
"Ada ruang kekosongan yang sedang melanda bangsa ini. Anak-anak kita selaku generasi penerus sudah kehilangan pedoman agama dan akhlak karena tidak bisa menyaring perkembangan teknologi yang semakin pesat,"‎ terang Benyamin Davnie.
Wakil Walikota Benyamin berpendapat, persoalan pelik yang terus melanda bangsa ini tidak terlepas adanya campur tangan pihak tertentu. Ada banyak‎ negara-negara di dunia tidak menyukai bila sistem tatanan negara, moralitas dan demokrasi di Indonesia sempurna. Mereka khawatir bila umat muslim yang menjadi mayoritas berkembang pesat.
Oleh karena itu, lanjutnya, Lembaga Pengembangan Tillawatil Qur'an (LPTQ), bersama-sama para khafillah dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di Kota Tangerang Selatan yang jumlahnya mencapai 500 lebih bisa membantu Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Semua lembaga di atas bisa membuat program kegiatan yang bisa mencegah penanggulangan kasus maraknya kekerasan seksual.
"Kita mesti bisa terus membentuk akhlak dan moral bagi anak-anak kita lewat program pendidikan agama. Generasi muda sedang dilanda krisis moral dan agama, dan masalah krusial ini harus bisa diatasi," tambah Wakil Walikota Benyamin.
Di lokasi sama sebelumnya, ‎Kepa‎la Penelitian dan Pengembangan LPTQ Kota Tangerang Selatan, ‎Nazarudin menerangkan, daerah ini memang sudah dikenal sebagai lumbung qori dan qoriah. Kontingen MTQ ke-XIII membuktikan jatidiri dengan kemampuan mempertahankan gelar juara umum, setelah sebelumnya sempat meraih pada era 2012 di Kota Serang.
"Prestasi yang sangat membanggakan. Semua itu memerlukan perencanaan yang baik, menjaga soliditas dan kekompakan pengurus," terangnya.
‎Diketahui, target mempertahankan gelar juara umum yang dicanangkan oleh Kontingen asal Kota Tangerang Selatan dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XIII Tingkat Provinsi Banten Tahun 2016 tidak meleset. Duta-duta khafilah telah berhasil menunjukan performa dan kualitas terbaik di antara delapan Kabupaten/Kota di Banten lainnya.
Predikat sebagai juara umum yang diraih Kota Tangsel tertuang dalam Surat Keputusan Nomor: 04/DH-MTQ-XII/ IV-2016, tentang Penetapan Juara Umum MTQ Banten Ke-XIII di Kota Serang dengan perolehan nilai 116.
‎Khafilah Kota Tangerang Selatan telah mampu mendulang medali juara diantaranya, mengumpulkan 16 emas, 9 perak dan 10 perunggu. Keunggulan lain yakni cerdas cermat, tilawah dan tahfidz, serta tafsir Al-Qur'an. Basis pesantren yang fokus dalam bidang-bidang tertentu memang sangat banyak di Tangsel sehingga dapat mendukung kegiatan MTQ Tingkat provinsi.‎

  • Ateng Sanusih/Ida Rosidah


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Krisis Iman dan Moral Menghantui Generasi Penerus"

Post a Comment