TangerangSatu.com KOTA TANGERANG - Pendidikan
di era otonomi daerah cuma jadi isu politik kekuasaan. Menjelang Pilkada,
pendidikan dipastikan jadi komoditas semua calon kepala daerah, tak terkecuali
pada Pilgub Banten 2017 nanti. Setelah terpilih, umumnya, kepala daerah tingkat
provinsi yang merupakan kepanjangan pemerintah pusat itu mengabaikan pendidikan
yang butuh dana miliaran rupiah.
Hal
itu terungkap dalam Ngobrol Pendidikan dan Buka Bersama ICMI Orda Kota Tangerang yang digelar kemarin di salah
satu hotel di kawasan Gading Serpong, Tangerang.
Dalam
obrolan ini hadir Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Nasional
Kota Tangerang yang juga Sekretaris Dewan Pakar ICMI Orda Kota Tangerang Dr
(candt) A Amarullah SPd MPd, CEO Yayasan Pendidikan Budi Mulya uang juga Wakil
Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Kota Tangerang Dr H Suryadi SE MM, Kepala Sekolah SMA
Annurmaniyah yang juga Pengurus ICMI Orda Kota Tangerang Hj Irmayanti Nugraha
SS serta ketua umum dan pengurus ICMI Orda Kota Tangerang.
CEO
Yayasan Pendidikan Budi Mulya/Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Kota Tangerang
Dr H Suryadi SE MM mengungkapkan, pendidikan adalah investasi jangka panjang
yang hasilnya dirasakan setelah jabatan kepala daerah berakhir.
“Pantas
saja, pendidikan cuma jadi jargon politik sebatas Pilkada. Hanya yang terbukti
nyata konsisten berpihak pada pendidikan yang mestinya menjadi gubernur. Bila
yang terpilih sebagai gubernur cuma anak sekolahan maka bukan cuma
sekolah-sekolah negeri yang biaya operasional pendidikan, mutu guru, fasilitas,
dan prestasi siswanya akan stagnan bahkan turun, tetapi juga sekolah-sekolah
swasta. Dampaknya adalah anak-anak Kota Tangerang akan memilih sekolah-sekolah
di sekitar Jakarta yang dianggap bermutu,” jelas Suryadi.
Padahal,
tambah Suryadi, Kota Tangerang potensial menjadikan sekolah-sekolahnya jadi
pilihan siswa-siswa yang berdomisili di Jakarta. Dia meragukan kapasitas Pemprov Banten
dalam mengelola pendidikan secara konsisten dan adil.
“Di Pemprov Banten, hanya kepala daerah Kota
Tangerang yang sebelumnya saja terbukti nyata mengurus pendidikan,” ungkap
Suryadi.
Kepala
Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Nasional Kota Tangerang/Sekretaris
Dewan Pakar ICMI Orda Kota Tangerang Dr (candt) A Amarullah SPd MPd menjelaskan,
Bagi Kota Tangerang sendiri, bila Peraturan Pemerintah No 23/20014 tentang
pelimpahan pengelolaan SMA/SMK dari Pemkot dan Pemkab ke Pemprov jadi
dilaksanakan, berbagai keistimewaan pendidikan seperti dana pendidikan yang
besar serta fasilitas memadai yang dimiliki SMA/SMK Negeri di Kota Tangerang
diragukan akan terus diperhatikan Pemprov Banten.
Amarullah
memperkirakan, prestasi nasional yang membanggakan seperti nilai tinggi Ujian Nasional
serta berbagai prestasi yang diraih siswa SMA/SMK Kota Tangerang pun tak
mustahil dapat dipertahankan bila pendidikan menengah dikelola Pemprov Banten.
“Mutu
birokrat dan keberpihakan yang adil dari Pemprov Banten terhadap dunia
pendidikan dipertanyakan karena belum ada prestasi yang telah dibuktikan,”
tegas Amarullah.
Dijelaskannya,
Kota Tangerang telah bertahun-tahun membuktikan keberpihakan yang besar
terhadap pendidikan. Misal, anggaran pendidikan dalam APBD hingga 40 persen
lebih, selain beberapa capaian kognitif di atas.
ICMI Orda Kota Tangerang dan para pembicara Ngobrol Pendidikan usai buka puasa bersama di salah satu hotel di kawasan Gading Serpong, Tangerang. |
Jual Beli Formulir PPDB
Terkait
carut marutnya penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang disorot masyarakat
adanya jual beli formulir pendaftaran ke sekolah negeri dengan nominal mencapai
puluhan juta rupiah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendiidkan
Nasional Kota Tangerang A Amarullah tidak menampik.
Amarullah
mengaku tak berdaya untuk menihilkan ulah para calo yang telah merusak dunia
pendidikan dan merugikan masyarakat tersebut. Dia mengaku hanya bisa meminimalisir
perbuatan para calo itu.
Sementara
itu praktisi pendidikan/Kepala
Sekolah SMA Annurmaniyah Hj Irmayanti Nugraha SS menegaskan pelimpahan wewenang
SMA/SMK dari Pemkot/Pemkab ke Pemprov asal adil dan memahami nila-nilai lokal
tiap daerah di Banten itu justru menguntungkan pendidikan dalam aspek kualitas
guru dan fasilitas pendidikan.
Dijelaskannya,
guru-guru bermutu di Kota Tangerang dapat dipindahtugaskan ke sekolah-sekolah
di sekitar Banten. Fasilitas di bawah standar pendidikan yang dimiliki Lebak
dan Serang pun dapat ditingkatkan. Tetapi lagi-lagi semua itu tergantung kepada
kepedulian dan kebijakan pemimpin baru Banten.
“Jika
keliru memilih, salah satu dampaknya pemaksaan penerapan kurikulum 13 yang
tanpa menghargai keragaman nilai-nilai lokal di sekitar Banten. Dampak buruk
lainnya siswa-siswa cerdas akan lebih memilih sekolah-sekolah di Jakarta
ketimbang di Banten,” jelas Irmayanti Nugraha.*****
- ida rosidah/ateng sanusih
0 Response to "Pendidikan Cuma Jadi Jargon Politik Pilkada"
Post a Comment