Culinary Night Penutup Festival Cisadane

TangerangSatu.com KOTA TANGERANG – Usai sudah Kegiatan Festival Cisadane  yang berlangsung delapan hari sejak 30 Juli - 6 Agustus 2016. Acara yang berlansung meriah ini ditutup dengan kegiatan "culinary night" di kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang. Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Sabtu mengatakan kegiatan culinary night di kawasan Pasar Lama adalah upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam menarik wisatawan domestik maupun luar negeri.
"Karena, tema yang disajikan setiap bulannya berbeda sehingga selalu dinanti oleh masyarakat," ujarnya.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan tersebut, mengambil tema tentang Festival Cisadane. Sebelum masyarakat menikmati aneka jenis jajanan, disuguhkan beragam penampilan seni dan budaya seperti gambang kromong hingga barongsai.
Rangkaian acara penutupan Festival Cisadane dimulai sejak sore hari dengan diramaikan pentas seni dan budaya. Ada penampilan marching band, reog ponorogo, barongsai, gambang kromong hingga musik akustik.
Sejak dibuka Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah dan Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin yang didampingi Muspida lainnya pada hari Sabtu (30/7), Festival Cisadane menyuguhkan berbagai perlombaan dan pertunjukan yang memukau. Mulai dari drama kolosal Nyimas Melati yang dimainkan dipanggung mengapung, parade perahu hias, lomba perahu naga, pertunjukan seni budaya lenong bocah hingga pemilihan Cisadane Idol.
Kemeriahan Festival Cisadane 2016 terus tersaji setiap harinya hingga puncak penutupan pada hari Sabtu (6/8). Sejumlah acara telah disiapkan panitia melalui Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Seperti lomba perahu naga tingkat nasional, lomba kayak, pentas seni mahasiswa dan pelajar, marching band, gambang kromong, reog, barongsai, wayang kulit, akustik, parade fesyen dan ditutup dengan culinary night Pasar Lama.
“Kota Tangerang memiliki beragam potensi budaya yang sangat beragam, dan hal tersebut memerlukan keterlibatan semua pihak untuk bisa mengoptimalkannya. Dan sebagai salah satu sarana untuk menggali potensi budaya tersebut adalah Festival Cisadane,” jelas Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin saat menutup festifal itu di kawasan Pasar Lama.
Festival yang digelar sejak 2005 ini secara filososfis dan historis lahir dari adanya upacara Pe’cun atau lomba Perahu Naga. Pe’cun secara harfiah berarti mendayung perahu, yang dilatarbelakangi oleh sejarah seorang pejabat negeri Cho Dinasti Ciu di negeri Tiongkok yang bernama Khut Guan, Pejabat yang jujur, setia kepada negara dan sangat disegani.
Lomba Pe’cun yang sudah mentradisi sejak puluhan tahun silam di Sungai Cisadane ini selalu berlangsung sangat meriah. Selain lomba dayung perahu naga tingkat nasional sebagai acara utama, terdapat beberapa acar dalam festival ini seperti acara yang menampilkan aneka tarian dari ragam budaya tradisonal.
Di samping penyatuan budaya, festival ini digelar untuk memajukan usaha kecil maupun menengah (UKM) warganya, karena ketika festival berlangsung, digelar pula bazaar dengan stand-stand makanan sampai barang-barang di sepanjang Jl Benteng Jaya di tepi Sungai Cisadane. Sayangnya, hingga saat ini – selain sebagai wisata jalan-jalan dan kuliner – Sungai Cisadane entah kenapa belum dimanfaatkan sekaligus sebagai objek wisata sungai. Objek wisata yang menyediakan kapal penumpang untuk menyusuri sungai.
Jika itu bisa diwujudkan, Pingguran Kali Cisadane bolehlah “disejajarkan” dengan objek wisata Clark Quay di Singapura. Setidaknya Clark Quay a la Tangerang, “Clark Quay” yang merakyat dan murah meriah. ***

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Culinary Night Penutup Festival Cisadane"

Post a Comment